Saturday, February 4, 2017

Sejarah Blur, Band Britpop Dari Inggris

infoin-musik

Blur adalah salah satu band Inggris yang paling terkenal dan berpengaruh diera kejayaan Britpop pada awal dan pertengahan dekade 1990-an. Di masa itu, band yang terdiri dari Damon Albarn (vokal), Graham Coxon (gitar), Alex James (bass) dan Dave Rowntree (drum) ini dianggap sebagai rival terberat Oasis (masih satu negara), band asal Manchester yang dimotori Noel dan Liam Gallagher yang baru-baru ini bubar. Persaingan mereka (Blur mewakili musisi elit dan Oasis mewakili musisi kelas pekerja) sangat “panas” dan kontroversial, sehingga mendapat julukan “The Battle of Britpop”.  

Tapi, itu cerita lama. Kini, band yang terbentuk pada tahun 1989 di London dengan nama Seymour ini, bisa dibilang tinggal nama. Setelah merilis 6 album sukses, yaitu Leisure (1991), Modern Life is Rubbish (1993), Parklife (1994), The Great Escape (1995), Blur (1997) dan 13 (1999), Blur vakum. Hingga tahun 2002, mereka kembali berkumpul untuk merekam album ke-7, Think Tank. Namun sebelum album ini dirilis, sang gitaris, Graham, cabut dari band karena masalah kecanduan alkohol. Meski kehilangan sidekick dalam menulis lagu, Damon membuktikan kesaktiannya saat Think Tank, dengan singel Outta Time, Crazy Beat dan Good Song, sukses mencapai nomor 1 di UK dan dinominasikan untuk Best Album versi Brit Awards 2004.

Sayangnya, Think Tank menjadi album rekaman terakhir yang pernah dirilis Blur. Selanjutnya, band yang mencetak banyak hits seperti Boys & Girls, Parklife, Beetlebum, Cofee & TV dan Song 2 ini hanya merilis Blur: The Best of  (2000), All The People: Blur Live at Hyde Park (2009) dan Midlife: A Beginner's Guide To Blur (2009). Untungnya, band ini sempat reuni dan tampil bareng Graham selama musim panas 2009 ini. Beberapa festival seperti Glastonbury Festival dan T in The Park beruntung menjadi saksi penampilan Blur yang pertama setelah sekian lama. Momen mengharukan bahkan sempat terjadi Glastonbury, saat Damon menangis di lagu To The End.

Namun dengan sibuknya para personel dengan proyek mereka masing-masing, seperti Damon yang sempat sukses dengan Gorillaz, The Good, The Bad & The Queen dan banyak lagi, Blur belum berencana untuk kembali berkarya bersama. "I enjoyed it, I loved every second of it, it was incredibly emotional, there was a real resonance... But when it finished it was like, 'Well, we’ve all got to get on with our lives now.' It was a really nice holiday, a real treat, a real honor to be able to experience. You can’t underestimate the feeling of 120,000 people at Glastonbury just singing every word back to you. It’s an incredible feeling. It’s unbelievable,” ungkap Damon yang akan merilis album ketiga Gorillaz  (Plastic Beach) tahun ini, soal reuni mereka.

Tentang Burgerkill Band 'Metalcore' Dari Indonesia

Mengupas kembali sejarah dari tahun ketahun, Burgerkill berdiri pada bulan Mei 1995 berawal dari Eben, scenester dari Jakarta yang pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya. Dari sekolah itulah Eben bertemu dengan Ivan, Kimung, dan Dadan sebagai line-up/ formasi pertamanya.

infoin-musik

Mereka berhasil merilis single pertamanya lewat underground phenomenon Richard Christian Franklin Muttler yang merilis kompilasi cd band-band Bandung pada awal 1997. Nama lain seperti Full Of Hate, Puppen, dan Cherry Bombshell juga bercokol di kompilasi yang berjudul Masaindahbangetsekalipisan tersebut.

Pada akhir tahun 1997 mereka kembali ikut serta dalam kompilasi Breathless dengan menyertakan lagu Offered Sucks didalamnya. Awal tahun 1998 perjalanan mereka berlanjut dengan rilisan single Blank Proudness, pada kompilasi band-band Grindcore Ujung Berung berjudul Independent Rebel.

Disekitar awal tahun 1999, mereka mendapat tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, Anak Liar Records yang berakhir dengan deal merilis album Three Ways Split bersama dengan band Infireal (Malaysia) dan Watch It Fall (Perancis).

Pada tahun 2000, akhirnya Burgerkill berhasil merilis album perdana mereka dengan title Dua Sisi oleh Riotic Records. Pada tahun yang sama, band ini juga merilis single Everlasting Hope Never Ending Pain lewat kompilasi Ticket To Ride.

Mereka menjadi nominator Band Independent Terbaik ala majalah NewsMusik pada tahun 2000. Awal tahun 2001 pun mereka berhasil melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan produk sport apparel asal Amerika: Puma yang selama 1 tahun mensupport setiap kali Burgerkill melakukan pementasan. Dan sejak Oktober 2002 sebuah produk clothing asal Australia: INSIGHT juga mensupport dalam setiap penampilan mereka.

Pertengahan Juni 2003, Burgerkill menjadi band Hardcore pertama di Indonesia yang menandatangani kontrak sebanyak 6 album dengan salah satu major label terbesar di negeri ini, Sony Music Entertainment Indonesia. Dan setelah itu akhir tahun 2003, Burgerkill berhasil merilis album kedua mereka dengan title Berkarat.

Pada pertengahan tahun 2004, lewat album Berkarat Burgerkill masuk kedalam salahsatu nominasi dalam salah satu event Achievement musik terbesar di Indonesia Ami Awards. Dan secara mengejutkan mereka berhasil menyabet award tahunan tersebut untuk kategori Best Metal Production.

Di awal tahun 2005, Toto memutuskan untuk meninggalkan band tersebut. Mereka kembali merombak formasinya dengan memindahkan Andris dari posisi Bass ke posisi Drums dan terus melanjutkan proses penulisan lagu dengan menggunakan additional bass player.

November 2005, Burgerkill memutuskan kontrak kerjasama dengan Sony Music Entertainment Indonesia dikarenakan tidak adanya kesepakatan dalam pengerjaan proyek album ketiga. mereka sepakat untuk tetap merilis album ke-3 Beyond Coma And Despair di bawah label mereka sendiri Revolt! Records di pertengahan Agustus 2006. Album ini pun menjadi salah satu album terbaik di Rolling Stone Indonesia.

Ivan sang vokalis akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di tengah-tengah proses peluncuran album baru mereka di akhir Juli 2006. Setelah melewati proses Audisi Vokal, mereka menemukan Vicki di awal tahun 2007 sebagai Frontman baru untuk tahap berikutnya dalam perjalanan karier mereka.

infoin-musik

Dan pada awal Januari 2007 mereka telah sukses menggelar serangkaian tour di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Bali dalam rangka mempromosikan album baru mereka. Tahun 2009 menggelar konser "Allegiance to Metal Tour 2009" bersama Psycroptic dan Nemesis.

Band ini pernah satu panggung dengan beberapa band luar deperti The Black Dahlia Murder, As I Lay Dying, dan Himsa. Band ini juga berkerjasama dengan Xenophobic Records untuk mengedarkan album mereka di Australia. Band ini juga akan merilis album baru mereka, Venomous pada bulan Juni 2011. From Ivan to Vicky, remain victorious until Judgment (Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Burgerkill)

Tentang Band Indie Rosemary Indonesia

Rosemary adalah sebuah band indie dari Bandung dan band ini beraliran Skatepunk. Sedikit penjelasan tentang Skatepunk, "Skatepunk" (skaterock) adalah sub genre punk rock, awalnya turunan dari hardcore punk, yang diberi nama setelah popularitasnya di kalangan pemain skateboard dan asosiasi dengan budaya skateboard. Langsung pada cerita singkat, berawal dari pertemanan dalam sebuah komunitas skateboards di Bandung pada tahun 1997. Band ini didirikan oleh sang vokalis yang bernama Indra Gatot. Saat itu Formasi awal Rosemary adalah : Soffi Gahara (Vocal), Arie Ardiansyah (Guitar), Indra Gatot (Bass), Imam (Drum). Seiring berjalannya waktu, akhirnya Rosemary bisa berpartisipasi dalam berbagai event yang pernah diadakan pada masa itu.

Rosemary sempat berpartisipasi dengan "Ticket To Ride" yang bertujuan mencari dana membuat skatepark di Bandung di tahun 1999. Rosemary pernah sempat vakum dikarenakan sang vokalis yang sibuk mengikuti lomba skateboard di berbagai kota.

Dua personil Rosemary yaitu Arie yang sekarang menjadi vokalis Disconnected dan Sofi yang sekarang menjadi pesonil Jolly Jumper mengundurkan diri dari band. Indra Gatot mengambil alih posisi Vocal dan Guitar.

Di tahun 2002 Gatot berencana untuk mengembalikan kembali band nya yang sempat vakum itu. Gatot mengajak Fajar untuk mengisi posisi Bass dan Imam di posisi Drum untuk membentuk dan membangun kembali. Namun dua tahun kemudian tepatnya tahun 2004 Imam (drum) mengundurkan diri dan digantikan oleh Denny. Tak lama setelah itu Ink masuk diposisi guitar dan vocal dan line up Rosemary pun seperti yang kita kenal sampai sekarang yaitu Indra Gatot (gitar/vocal), Ink (gitar/vocal), Fajar (bass/backing vocal), Denny (drum).

infoin-musik

Band ini banyak mempengaruhi remaja-remaja khususnya yang sama-sama memiliki hobby bermain papan skate alias Skateboarding. Apalagi sang vokalis merupakan salah satu pemain Skateboard terbaik di Indonesia.

Semakin berjalannya waktu penggemar Rosemary yang semakin banyak, mereka disebut dengan WARS (We Are Skatepunkers), mereka terkumpul dan tergabung dalam komunitas tersebut. Komunitas WARS tak hanya merajalela di Bandung, kota-kota besar seperti Jakarta pun ikut tergabung dalam komunitas penggemar Rosemary ini.

Selain kompilasi fenomenal "Tiket To Ride", Rosemary pun sering terlibat dalam berbagai kompilasi lainnya yaitu: "Beyond Good And Evil" (No Label Records), dan "Disorder of youth/1999" (Revolution Records).

Di tahun 2006 mulailah mereka merilis album pertama di bawah label "Broken Board Records" dengan tetap konsisten mengangkat materi subgenre dari punk rock, skatepunk.

Pada tahun 2008 Rosemary telah merilis album Repackage dari album sebelumnya yang bertajuk "Self Title" yang berisi 8 lagu dari album sebelumnya + 3 lagu baru, salah satu hits single-nya adalah “Punk Rock Show" yang sepertinya menjadi sebuah lagu kebangsaan yang wajib dibawakan setiap kali mereka manggung dan tah kalah juga, lagu "Supergirl" yang berkolaborasi dengan Gania.

Pada tanggal 9 Maret 2013 menjadi momen bersejarah bagi band asal Bandung yang mempopulerkan genre skatepunk di tanah air ini. Kelompok bermusik yang dibentuk dari keisengan di arena skate ini telah bermetamorfosa menjadi band besar yang mampu menyedot ribuan WARS (We Are Skatepunkers, sebutan fan Rosemary), dalam konser tunggalnya yang bertajuk “Punkrock Show Live in Concert” dan menjadi band pertama yang menggelar konser tunggal di Lapangan Gasibu yang selama ini lebih sering menjadi tempat berlangsungnya pertunjukan musik kolosal yang menampilkan sejumlah band atau musisi dalam satu panggung.